Aspek Ekonomi dan Hukum dari Produk Informatika
Sebuah produk informatika memiliki aspek ekonomi dan dampak hukum.
Bagaimana aspek ekonomi dan hukum dari sebuah produk informatika?
Mari, kita cermati berikut ini.
1.Aspek Ekonomi
Industri perangkatkeras dan perangkat lunak berkembang sejak ditemukannya komputer. Mula-mula, perusahaan perangkat keras mainframe dan mini-komputer yang muncul, misalnya IBM, Hita hi, UNIVAC, dan berbagai merk lainnya. Kemudian, dengan lahirnya/PC (personal computer) dan dikuti dengan laptop, tablet serta telepon pintar, industri perangkat keras mulai tumbuh.Bukan hanya komputer, tetapi juga semua periferal seperti printer, alat input/output lainnya. Industri perangkat keras melahirkan industri manufaktur perangkat keras. Sayangnya, di Indonesia masih dalam tahap perakitan.
Seiring dengan berkembangnya industri di bidang perangkat keras, industri di bidang perangkat lunak juga berkembang. Mula-mula, industri perangkat lunak menyatu dengan perangkat keras, dan perangkat lunak dibangun untuk perusahaan atau pemerintahan, bukan untuk kehidupan individu sehari-hari. Ini juga diwarnai dengan cara kerja manusia dengan komputer mainframe dan mini-komputer, di mana pengguna tidak berhubungan langsung dengan perangkat keras. Generasi selanjutnya ialah manusia mulai dapat berinteraksi dengan komputer lewat kabel atau jaringan
lokal dengan menggunakan terminal berbasis tabung. Komputer hanya dipakai para profesional di kantor, atau untuk para periset di laboratorium,
Dengan lahirnya PC, komputer makin dipakai di rumah dan untuk kehidupan sehari-hari, perkembangannya didukung dengan lahirnya internet. Komputer sekarang sudah dalam genggaman manusia dalam bentuk telepon pintar.
Industri perangkat lunak berkembang peat untuk memenuhi kebutuhan manusia berinteraksi dengan komputer, atau manusia berinteraksi dengan
manusia lainnya baik dalam kelompok maupun individual.
Berbeda dengan industri manufaktur perangkat keras, makin banyak diciptakan perangkat lunak. Apalagi dengan makin murahnya komputer dan
perangkat lain sampai dengan telepon pintar, perangkat lunak makin banyak menunjang kehidupan sehari-hari dalam berbagai bidang. Perangkat lunak diperlukan menunjang kehidupan sehari-hari misalnya untuk berkomunikasi dan unjuk diri di dunia digital, edukasi, perdagangan/bisnis,
Inovasi di abad digital melahirkan bisnis bidang teknologi informasi yang makin dibutuhkan. Hampir semua sektor pemerintahan dan bisnis mengubah
cara berbisnis dengan menyediakan jasa layanan online.Anak-anak muda yang kreatif menumbuhkan perusahaan-perusahaan dari garasi, yang melahirkan perusahaan raksasa di bidang teknologi Informasi seperti Microsoft, Apple,Google, dan Facebook. Industri berbasis Teknologi Informasi tumbuh pesat,dengan yang terkenal misalnya Silicon Valley. Berbeda dengan model bisnis biasanya, model bisnis di bidang teknologi informasi ini mampu mendominasi akibat adopsi pasar yang sangat cepat. Suatu bisnis media sosial misalnya dapat memperoleh pengguna hingga miliaran hanya dalam waktu kurang dari 5 tahun. Perkembangan ini mendisrupsi bursa perusahaan terkemuka di dunia yang sat ini menjadi didominasi oleh perusahaan berbasis teknologi informasi. Jika pada tahun 2013, lima perusahaan dengan pasar terbesar terdiri atas Apple (Teknologi), Exxon (Minyak dan Gas), Berkshire Hathaway (Konglomerasi Investasi), PetroChina (Minyak dan Gas), serta Walmart (Retail), pada tahun 2018, posisi lima bear tersebut semuanya dikuasai oleh
perusahaan di bidang teknologi informasi seperti Apple, Alphabet, Microsoft,
Amazon, dan Tencent.
Pertumbuhan yang pest tersebut diakibatkan dari nilai tambah dan beberapa manfaat, atau biasa disebut value, dari teknologi informasi terhadap seluruh aspek kehidupanmanusia.Kemudahan dan keterhubungan yang dimungkinan dengan teknologi informasi telah menjadi kebutuhan primer bag sebagian bear manusia. Bidang usaha mengadopsi secara masif teknologi informasi agar memenuhi competitive necessity yang mereka perlukan agar usaha mereka tidak tersaingi atau dikalahkan oleh perusahaan lainnya. Di sisi lain, investasi
di aspek teknologi informasi pun mereka lakukan untuk mendapatkan teknologi yang belum dimiliki oleh saingan mereka sehingga menjadi suatu
competitive advantage yang dapat membuat mereka unggul dari perusahaan saingan mereka. Saat kalian membaca berita dan menyimak bahwa ada perusahaan yang menginvestasikan sejumlah bear dana pada perusahaan yang memiliki teknologi, hal itu pada dasarnya dilakukan agar mereka dapat memperoleh value yang diberikan oleh perusahaan tersebut dengan lebih cepat.
Di sisi konsumen, value tersebut dirasakan di berbagai aspek kehidupan. Pada dasarnya, value tersebut berupa suatu kemudahan dan kenyamanan untuk melakukan suatu aktivitas, serta kemudahan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan pihak yang menawarkan layanan. Pada sisi hubungan sesama manusia, media sosial menjadi tidak terpisahkan dengan kehidupan. Misalnya, mulai dari tingkat keluarga, teman, hingga pekerjaan memanfaatkan
grup media sosial untuk berkomunikasi hingga berkolaborasi terlepas dari tempat dan waktu. Transaksi yang makin mudah dan variatif dengan adanya perdagangan daring (e-commerce) memudahkan kita memperoleh barang atau jasa yang kita inginkan. Bagi sisi pedagang pun, hal ini membuat mereka dapat menjangkau konsumen di belahan dunia yang lain. Mengadakan
perjalanan pun makin mudah dengan banyaknya penyedia layanan digital untuk membeli tiket perjalanan dan hotel, lengkap dengan ulasan dari
pengunjung-pengunjung sebelumnya. Pada akhirnya, muncul beberapa aplikasi yang menyediakan beragam layanan hanya dalam satu aplikasi yang disebut aplikasi super (super app).
Melihat peluang tersebut, berbagai perusahaan rintisan (startup) hadir di Indonesia. Data dari Badan Ekonomi Kreatif, yang sekarang telah bergabung dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyebutkan bahwa
ada 992 perusahaan rintisan di bidang teknologi di Indonesia pada tahun 2018. Sebanyak 352 berada di bidang perdagangan elektronik, 53 berada
di bidang teknologi finansial, 55 di bidang video game, dan 532 lainnya tersebar di berbagai kategori. Pada tahun 2016, dari pendapatan domestik bruto sebesar 922,59 trilium rupiah, subsektor aplikasi dan video game menyumbang 1.86% dari jumlah tersebut. Di wilayah Asia Tenggara, yang memiliki Unicorn (nilai valuasi di atas 1 miliar dolar Amerika) terbanyak di wilayah Asia, Indonesia melahirkan empat dari delapan perusahaan dengan nilai valuasi terbesar, yaitu Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak.
Pemerintah Republik Indonesia, melalui berbagai badan, membuat banyak program untuk melahirkan lebih banyak lagi perusahaan rintisan dan juga
meningkatkan jumlah talenta digital yang siap menjadi penggeraknya.
Nilai valuasi, atau 'harga', dari suatu perusahaan rintisan dilihat dari value yang mereka berikan, berbeda dengan bisnis pada umumnya yang
melihat dari seberapa bear keuntungan yang mereka hasilkan pada suatu periode. Beberapa indikator dari besarnya value tersebut dapat dilihat jumlah pengguna layanan tersebut dan jumlah investasi yang diberikan oleh para investor pada perusahaan rintisan tersebut. Nilai valuasi tersebut menjadi sebuah ukuran untuk yang dapat digunakan untuk menjual kepemilikan
atas perusahaan rintisan tersebut. Kalian mungkin pernah mendengar cerita tentang suatu perusahaan yang mengakuisisi atau membeli perusahaan
rintisan. Proses akuisisi tersebut dilakukan dengan melihat nilai valuasi tersebut. Selain keuntungan yang dihasilkan, dari valuasi inilah para pendiri
perusahaan rintisan, atau biasa disebut founder, mendapatkan keuntungan.
Para pendiri ini melahirkan perusahaan tersebut berdasarkan hasil pemikiran mereka sat melihat fenomena dan permasalahan yang terjadi di
masyarakat. Mereka mengaitkan hal tersebut dengan potensi yang diberikan oleh teknologi informasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Misalnya, menapa ojek online lahir? Karena penggagasnya berpikir untuk memberi solusi bahwa orang perlu cepat, sedan gkan di kora, seringkali banyak kemacetan. Dengan sepeda motor, akan lebih cepat. Supaya lebih mudah,
pemesanannya online, tidak perlu pergi ke pangkalan ojek. Tukang ojek pun dapat berada di mana pun untuk menerima order. Itu semua merupakan hasil pemikiran. Oleh karena it, hasil pemikiran intelektual' tersebut perlu dilindungi secara legal agar tidak menimbulkan sengketa. Perlindungan ini diberikan dalam bentuk hak kekayaan intelektual.Hak kekayaan intelektual
(intellectual property rights) adalah hak yang timbul dari hasil olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Pada intinya, kekayaan intelektual adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual, termasuk software.
Hasil kreasi dari berpikir itu menimbulkan inovasi,jika diwujudkan, dapat menjadi produk-produk yang bernilai bai masyarakat dan bernilai ekonomi serta mengangkat martabat bangsa, merupakan suatu pengindustrian inteligensi. Bidang informatika sangat berpotensi untuk berkontribusi dalam pengindustrian inteligensi, dengan menghasilkan produk-produk yang
meningkatkan berfungsinya sains dan teknologi di dalam tata kehidupan bermasyarakat, yang akan membawa masyarakat Indonesia lebih mampu
mewujudkan kemerdekaan berbangsa dan bernegara (Saswinadi 2017).
Komentar
Posting Komentar